Setiap
ku melewati jalan ini, lorong ini. Aku seperti terjebak dalam lorong waktu.
Waktu lampau. Ya 2 tahun lalu... sekarang aku sangat benci jalan dan bangku
ini. Karena tidak ada kamu,.. Aku ingin mengulangi
kejadian 2 tahun lalu. Walaupun hanya lima hari. Aku benci bangku taman
ini, karena kamu memulai dan mengakhirinya di sini.
Entah
apalagi yang harus kuucapkan selain rindu.
Seandainya ada kata di atas rindu, tapi apakah itu namanya? Masa bodo, itu
tidak terlalu penting, yang terpenting adalah kamu harus tau tentang kerinduan
ini. Tapi aku seperti daun yang sudah kering dan akhirnya gugur. Aku tak tau dimana kamu, apa kamu masih
menginjakkan kakimu di tanah yang sama sepertiku? Atau mungkin kamu sedang ada
di atas air atau udara?...
Apa
kamu juga memikirkan aku seperti aku yang sangat memikirkan kamu? Mudah-mudahan
sajalah...
Aku
ingin menyebrangi jalan ini bersama kamu, di saat kamu menggenggam tanganku
walaupun kamu pura-pura lupa melepasnya. Kamu ingat? Kita selalu berjalan di
antara daun berguguran di jalan ini dan sesekali bunga pun jatuh dan pada malam
harinya kita pulang menaiki metro mini yang kumuh walupun berdiri, senang
rasanya disamping kamu.
Kamu
pun selalu bersenandung di saat kita pulang
hanya ada sedikit bintang malam ini,...
mungkin karena kau sedang
cantik-cantiknya
Matamu
menerawang jauh ke atas langit menatap bintang yang hanya sedikit, karena ini
bulan desember, tidak secerah hatiku malam ini. Tapi langit malam ini tetap
indah. Malam ini kamu mengungkapkan cinta kepadaku. Bagaimana aku bilang tidak?
Tentunya kamu tau perasaanku. Sama.
Aku tau kamu pulang untuk menemui gadis itu. Gadis yang kau puja-puja selama dua tahun
ini. Masih saja kau menyangkal. Tapi mengapa kamu bilang cinta untukku.
Akhirnya aku tau, aku hanya pelampiasanmu saja. Kamu bilang kamu tidak ingin menyakitiku
lebih dalam dan akhirnya kamu pergi entah kemana, tapi aku tau kamu bersama
siapa. Tapi, mengapa aku selalu merindukanmu?
Jawablah
surat ini, aku rindu kata-katamu, tulisanmu, dan tentunya kamu yang
menyakitiku, karena jawabanmu adalah obatnya.
Bawalah surat ini air,
angin... sampaikanlah padanya tentang semua kerinduan ini bawa perahu kertas
ini ke pemilik hati nelangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar